BAB VIII MENGHINDARI GIBAH DAN MELAKSANAKAN TABAYUN
(diambil dari buku paket PAI)
1.
Islam Melarang Gibah
Gibah berarti menggunjing, membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain. Pada gibah, terdapat pembicaraan
mengenai kejelekan atau aib orang
lain. Apabila dia tahu, dia tidak menyukainya.
Islam melarang umatnya
untuk
gibah. Gibah
diibaratkan memakan daging
saudaranya sendiri yang telah mati.
Hal ini ditegaskan dalam Al- Qur’an.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا
مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ
بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ
مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Terjemah Kemenag 2019
12. Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa
jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi
Maha Penyayang.
Berdasarkan ayat di atas orang yang beriman didorong untuk menjauhi
prasangka buruk, apalagi tidak disertai
bukti. Sebagian prasangka yang tidak disertai bukti adalah perbuatan dosa. Umat Islam jangan pula mencari-cari
kesalahan untuk mencemoohnya.
Ayat tersebut menjelaskan pula bahwa gibah merupakan perbuatan keji.
Orang yang gibah disamakan dengan orang yang makan daging bangkai
saudaranya sesama muslim. Setiap
orang pasti merasa jijik dan tidak senang memakan daging tersebut apalagi yang sudah mejadi mayat. Dengan akal
sehatnya, orang pasti tidak akan mau memakan daging saudaraya, walaupun dagingnya segar
dan sudah dimasak. Gibah merupakan perbuatan
yang dilarang dan menjijikkan. Perbuatan ini harus dihindari.
Kalian pernah mendengar ungkapan ”lidah tak bertulang”. Ungkapan ini mengisyaratkan
bahwa lidah yang lunak ternyata
dapat menyakiti hati. Bahkan, ia akan memberikan bekas yang
mendalam. Pembicaraan yang menyakiti hati terkadang
tidak disadari. Kita harus memahami pula, bahwa lidah dapat menyebabkan seseorang masuk surga ataupun neraka. Karena, setiap kata yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat.
Kita dapat mengingkarinya
di dunia ini. Akan tetapi, mulut akan dikunci dan
anggota badan lain yang berbicara,
ketika di akhirat.
Gibah adalah salah satu bahaya lidah. Gibah termasuk perilaku tercela, juga banyak
menyebar di masyarakat. Oleh karena itu,
kita harus menjaga lisan dari perilaku gibah.
Sekelompok orang sedang melakukan gosip
2.
Inspirasi Islami untuk Menghindari
Gibah
Perbuatan gibah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Agar kalian terhindar
dari perilaku jelek ini, perlu diketahui
penyebab terjadinya gibah, antara lain:
a. Membicarakan keburukan orang lain
dengan keinginan mengangkat
derajat dirinya sendiri.
b. Sikap iri terhadap
keberhasilan dan kesuksesan orang lain.
c. Sikap egois yang cenderung
merendahkan orang lain.
d. Balas dendam terhadap orang lain atas perilaku
terhadap dirinya.
e. Amarah yang tidak terkendali.
f. Bercanda tanpa disadari
dengan merendahkan orang lain.
Kalian sudah tahu faktor-faktor yang mengakibatkan gibah
tersebut. Supaya bisa menghindarinya,
di bawah ini terdapat
beberapa cara:
a. Berkumpul dengan orang-orang yang saleh
Setiap muslim
didorong untuk memilih dan dengan siapa ia bergaul atau berkumpul.
Dalam hadis, Rasululah
saw. bersabda: “Pemisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin
akan memberimu minyak
wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun
tidak, engkau
tetap
mendapatkan
bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa
jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)
b. Menyadari diri bahwa Allah Swt. membenci seseorang yang menggunjing
saudaranya. Kebaikan dan keburukan akan kembali pada orang yang membicarakannya. Seorang muslim hendaknya memperbanyak
zikir kepada Allah Swt. juga memohon
ampunan atas segala dosa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
c. Berintrospeksi diri dengan melihat
aib diri sendiri dan selalu
berusaha memperbaikinya. Setiap orang lebih baik melakukan introspeksi terlebih dahulu sebelum berbicara dengan orang lain. Intropeksi ini
menyebabkan rasa malu untuk membicarakan keburukan orang lain.
d. Menjaga lisan
Gibah bisa disebabkan karena lidah dan mulutnya
tidak dijaga dengan baik. Agar terhindar dari gibah, lebih
baik tidak membicarakan keburukan
orang lain.
e. Berfikir positif
Pikiran buruk hendaknya diubah
menjadi pikiran baik. Kita
dapat me- nolak dengan baik ketika ada seseorang yang memancing untuk mem- bicarakan keburukan orang lain.
Kita dituntut untuk berprasangka baik dari
awal.
pikiran positif
f. Memohon perlindungan kepada Allah
Swt dengan berdoa. Supaya
terhindar dari
buruk. Gibah harus disadari sebagai adalah perbuatan yang
dilarang
oleh Allah Swt. Keburukan gibah akan diterima oleh orang melakukan
gibah.
3.
Islam Menganjurkan Tabayun
Kemajuan
teknologi informasi mendorong setiap
manusia untuk menggunakannya sebagai media dalam memcari dan memperoleh berbagai
infromasi. Setiap orang
harus mampu
memilih dan memilah serta
kritis terhadap setiap informasi. Dalam hal ini, sikap tabayun
menjadi hal penting untuk
dijadikan pegangan.
Secara bahasa,
tabayun berarti mencari kejelasan tentang
sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya. Adapun menurut istilah, tabayun adalah proses
yang dilakukan untuk meneliti
dan menyeleksi berita, dengan sikap tidak
tergesa-gesa dalam memutuskan, sehingga permasalahan menjadi
jelas dan benar.
Tabayun sangat penting untuk memeriksa kebenaran
informasi atau berita dengan teliti.
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ
تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Terjemah Kemenag 2019
6. Wahai
orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita
penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum
karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.
Agama memberikan
perintah agar mansia
dapat meneliti berita yang dibawa oleh orang-orang fasik. Hal ini dilakukan dalam rangka mewaspadainya.
Ketelitian ini untuk mendorong agar tidak ada seorangpun membenarkan
dan
memberi
keputusan yang
didasarkan pada
informasi orang
fasik
tersebut.
Informasi yang dibawa oleh orang
fasik jangan
langsung
diterima. Akan tetapi,
harus diteliti terlebih dahulu. Penelitian terhadap informasi tersebut
meliputi
kualitas, pembawa, dan
kepentingan berita. Keputusan terhadap berita tersebut
jangan langsung diambil, sebelum berita itu jelas kebenarannya.
Berita yang tidak benar dengan tanpa dicari kejelasannya, dapat merusak diri
dan masyarakat sekitar (berita hoax).
4.
Tabayun
pada Informasi Media Sosial
Setelah kalian memahami tentang
Tabayun, bagaimana cara agar informasi yang diterima
itu jelas? Berikut ini adalah beberapa teknik
yang bisa digunakan.
a. Sumber informasi dipastikan dengan benar.
Hal ini dapat dilakukan dengan melihat kompetensi sumber yang dirujuk. Apakah ia
memiliki kompetensi untuk menyampaikan informasi yang benar.
b. Pastikan isi informasi berisi kebenaran.
c. Pastikan tempat dan waktu informasi yang diperoleh adalah benar.
Bagaimana kalian bertabayun
dalam
bermedia
sosial?
Media
sosial yang online memudahkan saling
komunikasi, partisipasi, berbagi informasi dan menciptakan
isi. Kita telah mengenal beberapa flatform media sosial. Media sosial
ini telah menjadi sarana
umum
kehidupan
individu
untuk berkomunikasi dengan sesama,
juga pada proses pembelajaran.
Tentu kalian sudah
memiliki pengalaman
mengenai hal ini.
Informasi yang menyebar di kalangan remaja dipandang cepat akibat media sosial. Seperti halnya virus, informasi dalam media sosial berkembang
dan cepat menyebar luas. Adaptasi remaja di Indonesia sangat cepat terhadap
perkembangan teknologi
komunikasi
yang
ada saat ini.
Mari kita lihat, banyak remaja yang menggunakan gawai di pusat keramaian.
Penggunaan media sosial juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif itu diantaranya adalah:
a. Kebebasan informasi
Keterbukaan
informasi
yang
ada
dalam media
sosial tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif. Contohnya
dalam internet dapat ditemukan informasi yang seharusnya belum
layak
di
konsumsi.
Siapapun bisa melihatnya,
apabila tidak ada penyaringan
b. Sikap sosial
yang melemah
Perhatian, aktivitas dan waktu
sebagian orang seolah disita
oleh penggunaan ragam
media sosial. Kesibukan mengakses berbagai media sosial menyebabkan
interaksi dalam lingkungannya
mulai
berkurang.
c. Kelalaian dalam
kewajiban agama. Penggunaan media sosial yang berlebihan
menyebabkan
orang
lalai
dalam
kewajiban agama. Kesibukan dalam media sosial
mengabaikan waktu yang sangat berharga untuk beribadah.
Tabayun sangat berarti
untuk menangani berita hoax.
Pengguna yang mudah menerima berita hoax,
akan merugikan dirinya
dan pihak lain. Bagaimana cara agar kalian tidak tertipu berita hoax? Berikut ini adalah beberapa teknisnya.
a. Hati-hati dengan judul provokatif
Judul
sensasional dalam berita hoax biasanya bersifat provokatif. Cari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi apabila dijumpai berita dengan judul provokatif. Isinya dibandingkan, apakah sama
atau berbeda. Sebagai pembaca, kita dapat memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
b. Cermati alamat situs
Cermatilah alamat URL situs untuk
informasi yang diperoleh dari website
atau mencantumkan link.
c. Periksa fakta
Sumber berita berasal darimana dan
siapa hendaknya diperhatikan. Cari informasi yang berimbang
mengenai sumber berita. Pembaca tidak dapat memperoleh gambaran utuh apabila hanya ada satu sumber. Kita dapat pula mengamati perbedaan antara berita yang dibuat
berdasarkan fakta dan opini
d. Cek keaslian foto
Konten berupa teks juga
foto dapat
dimanipulasi.
Kita dapat
mengecek keasliannya.
e. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Sejumlah fanpage
dan grup diskusi
anti hoax sudah banyak
menyebar di media sosial.
Pada grup seperti ini, kita dapat bertanya apakah informasi tersebut hoax atau bukan. Begitu
pula, kita dapat melihat
hasil klarifikasi terkait
berita tersebut.
5.
Memetik Hikmah dari
Tabayun
Tabayun memiliki manfaat penting dalam pencermatan informasi yang diperoleh.
Sikap sombong,
egois, fanatik, merasa sudah paham,
dan malas
mencari kebenaran akan menghambat proses tabayun.
Hal ini akan
berdampak pada
menunjukkan
kualitas sikap masyarakat yang masih rendah.
Pada media sosial,
sering ditemui
tulisan atau pernyataan
yang secara
jelas bernada saling cela, ejek, berprasangka buruk, dan menggunjing. Akar permasalahannya
berawal dari kurangnya sikap tabayun.
Tanpa
tabayun, kesalahpahaman akan
sering terjadi. Untuk menghindari kesalahpahaman pada informasi
yang diterima, lebih baik di cari informasi yang benar terlebih
dahulu, sebelum menyampaikan berita kepada orang lain,.
Tabayun berkaitan erat dengan moral.
Tabayun berlaku bagi penerima dan
penyampai
berita. Proses
selektif dan kritis (tabayun) diharuskan sebelum
berita disampaikan.
Beberapa manfaat tabayun
antara lain:
a. Berhati-hati dalam menerima berita.
b. Menghargai orang lain sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
c. Berbaik sangka terhadap sesama
sehingga dapat menimbulkan
kerukunan dan
kedamainan.
d. Persatuan dan kesatuan dapat
terjaga baik di lingkungan keluarga,
sekolah dan
masyarakat
sekitarnya.
e. Menciptakan kerukunan dan kedamaian di masyarakat.
Komentar
Posting Komentar